Sel adalah unit fisik terkecil dari organisme hidup yang memiliki komposisi DNA, RNA , protein , lemak , dan fosfolipid. Terdapat perbedaan yang sangat mendasar antara sel bakteri dan sianobakteria dengan sel hewan dan sel tumbuhan. Oleh karena itu tipe sel dibagi menjadi 2, yaitu sel prokariotik (merupakan tipe sel pada bakteri dan sianobakteria/alga biru disebut jasad prokariot) dan sel eukariotik (merupakan tipe sel pada jasad yang tingkatnya lebih tinggi dari bakteri disebut jasad eukariot yaitu khamir, jamur/fungi, alga selain alga biru, protozoa, dan tanaman serta hewan).
A. Perbedaan Sel Prokariot dan Sel Eukariot
Struktur | Prokariot | Eukariot |
Macam mikroba | Bakteri dan sianobalteria (Algae hijau-biru) | Algae umumya, fungi, protozoa, plantae, animalia |
Struktur genetik: · Membran inti · Jumlah kromosom · Mitosis · DNA inti · DNA organel · %G+C DNA | Tidak ada 1 (siklis) Tidak ada Tidak terkait histon Tidak ada 28-73 | Ada > 1 Ada Terkait histon Ada +/- 40 |
Ukuran sel | <1-2 x 1-4 milron | > 5 mikron |
Struktur dalam sitoplasma: - Mitokondria - Kloroplas - Ribosom plasma - Ribosom organel - Retikulum endoplasmik - Aparat golgi - Fogositosis - Pinisitosis | Tidak ada Tidak ada 70 S Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada | Ada Ada/ Tidak ada 80 S Ada (80 S) Ada Ada Ada/ Tidak ada Ada/ Tidak ada |
B. Struktur Sel
1. Inti Sel
Inti sel eukariotik pada interfase dikelilingi oleh suatu membran yang terdiri atas 2 lapisan lemak (lipid bilayers), DNA pada inti tersebar dalam suatu struktur yang disebut kromosom, pembelahan inti dari satu menjadi dua anak inti dikenal sebagai mitosis, pada tanaman dan hewan tingkat tinggi dikenal adanya reproduksi secara seksual, pada saat pembuahan, ke dua inti dari sel jantan dan sel betina (gamet) melebur, membentuk sigot, masing-masing jenis gamet menyumbang sejumlah (n) kromosom, dengan demikian sigot mengandung dua set kromosom (2n), apabila gamet bersifat haploid, maka sigot bersifat diploid, semua sel somatik bersifat diploid (mengandung 2 set kromosom), pada saat generasi seksual berikutnya, kromosom normal (2n) mengalami segregasi menjadi haploid, dan proses pengurangan separo kromosom dari 2n menjadi n kromosom disebut meiosis.
2. Membran Sel Prokariotik
Permukaan luar lipid bilayers membran sel bersifat hidrofil, sedangkan permukaan dalamnya bersifat hidrofob, stabilitas membran sel disebabkan oleh kekuatan hidrofobik antara residu asam lemak dan kekuatan elektrostatis antara ujung-ujung hidrofilik, pada bilayer terdapat protein yang letaknya tenggelam (di dalam) bilayer atau terdapat pada permukaannya, pada beberapa bakteri, membran mengelilingi sitoplasma tanpa menunjukkan adanya lipatan, sedangkan membran pada bakteri lain mengalami pelipatan ke dalam yang disebut mesosom, pada bakteri fotosintetik, khlorofil tidak terdapat dalam suatu khloroplas, melainkan terdapat dalam membran yang sangat berlipat-lipat di dalam sel, yang disebut membran tilakoid, dan sistem fotosintetik pada bakteri disamping menggunakan khlorofil, juga karotenoid. Keduanya mengandung sistem transport elektron yang menghasilkan ATP pada proses fotosintesis.
3. Dinding Sel
Dinding sel bakteri bersifat agak elastis dan tidak bersifat permeabel terhadap garam dan senyawa tertentu dengan berat molekul rendah, secara normal konsentrasi garam dan gula yang menentukan tekanan osmotik di dalam sel lebih tinggi daripada di luar sel, dan apabila tekanan osmose di luar sel naik, air sel akan mengalir ke luar, protoplasma mengalami pengkerutan, dan membran akan terlepas dari dinding sel, proses ini disebut dengan plasmolisis. Rangka dasar dinding sel bakteri adalah murein peptidoglikan yang tersusun dari N-asetil glukosamin dan N-asetil asam muramat, yang terikat melalui ikatan 1,4 – b – glikosida. Pada N-asetil asam muramat terdapat rantai pendek asam amino: alanin, glutamat, diaminopimelat, atau lisin dan alanin, yang terikat melalui ikatan peptida. Peranan ikatan peptida ini sangat penting dalam menghubungkan antara rantai satu dengan rantai yang lain Komponen dan struktur dinding sel prokariot ini sangat unik, dan tidak dijumpai pada sel eukariotik
4. Flagel dan Pili
Flagel merupakan salah satu alat gerak bakteri yang letaknya dapat polar, bipolar, peritrik, maupun politrik. Flagel mengakibatkan bakteri dapat bergerak berputar. Penyusun flagel adalah sub unit protein yang disebut flagelin, yang mempunyai berat molekul rendah. Ukuran flagel berdiameter 12-18 nm dan panjangnya lebih dari 20 nm. Pada beberapa bakteri, permukaan selnya dikelilingi oleh puluhan sampai ratusan pili dengan panjang 12 nm. Pili disebut juga sebagai fimbrae. Sex-pili berperan pada konjugasi sel. Pada bakteri Escherichia coli strain K-12 hanya dijumpai 2 buah pili.
5. Kapsul dan Lendir
Beberapa bakteri mengakumulasi senyawa-senyawa yang kaya akan air, sehingga membentuk suatu lapisan di permukaan luar selnya yang disebut sebagai kapsul atau selubung berlendir. Fungsi selubung berlendir ini untuk kehidupan bakteri tidak begitu esensial, namun menyebabkan timbulnya sifat virulen terhadap inangnya. Dalam pembentukan agregasi tanah, senyawa yang terkandung dalam kapsul atau lendir inilah yang sangat berperan. Keberadaan kapsul mudah diketahui dengan metode pengecatan negatif menggunakan tinta cina atau nigrosin, yang akan tampak transparan diantara latar belakang yang gelap. Penyusun utama kapsul adalah polisakarida yang terdiri atas glukosa, gula amino, rhamnosa, serta asam organik seperti asam piruvat dan asam asetat. Ada pula yang mengandung peptida, seperti kapsul pada bakteri Bacillus sp.
Lendir merupakan kapsul yang lebih encer. Adakalanya kapsul bakteri dapat dipisahkan dengan metode penggojokan kemudian diekstrak untuk menghasilkan lendir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar