Hi ini blog saya dimana di daalamnya membahas Fisiologi Hewan dan Mikrobiologi. Semoga bermanfaat bagi semua!!!


Selasa, 26 Oktober 2010

Fisiologi Endokrinologi

           Endokrinologi adalah cabang ilmu biologi yang membahastentang hormon dan aktivitasnya. Hormon merupakan senyawa organik yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin (kelenjar buntu). Kelenjar endokrin disebut pula kelenjar buntu karena tidak memiliki saluran tersendiri. Sekresinya disebut sebagai sekresi internal. Hormon yang dihasilkan dikembalikan ke darah dan beredar mengikuti aliran darah. Hormon tersebut akan akan mempengaruhi jaringan dan organ sasaran. Pengaruh hormon berjalan lambat dan hormon diproduksi berdasarkan mekanisme kerja umpan bakik. Artinya, kekurangan atau kelebihan hormon tertentu akan mempengaruhi produksi hormon yang lain. Mekanisme kerja hormon yang demikian sebagai homeostatis. Mekanisme homeostatis berlaku bagi semua kegiatan kelenjar hormon. Ada 3 konsep mekanisme kerja hormon, yaitu:
1.     Konsep klasik, dimana dalam konsep ini endokrin akan menghasilkan hormon kemudian hormon memasuki sistem sirkulasi dan akhirnta sampai di sel target.
2.    Autokrin, pada konsep  ini sel target akan memghasilkan hormon kemudian hormonnya akan digunakan sendiri oleh sel target tersebut.
3.      Parakrin, dalam konsep ini sel target akan memghasilkan hormon kemudian hormonnya akan digunakan oleh sel target lainnya.
Sistem endokrin akan bekerja sama dengan sisitem saraf dan disebut sebagai sistem  neuroendokrin yang berfungsi untuk koordinasi serta mengendalikan fisiologis tubuh hewan. Walaupun sistem endokrin bekerja sama dengan sistem saraf namun kedua sistem ini memiliki perbedaan cara kerja yang terletak pada:
Pembeda
Sisten Endokrin
Sisten Saraf
Transmisi
kimia
Elektrik
Waktu respon
Lambat
Cepat

Kelenjar endokrin menghasilkuan hormon, kemudian hormon akan berikatan dengan reseptor khusus yang berada pada organ saraf. Ikatan yang terjadi sesuai dan tepat akan menimbulkan efek biologis yang berfungsi untuk aktivitas kehidupan hewan. Hormon-hormon yang aktivitasnya bekerja sama dengan sistem saraf adalah:
1.      Adrenocorticotrophic Hormone (ACTH), berperan dalam sistem peredaran darah dan denyut jantung.
2.      Growth Hormone (GH), berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan.
3.      Melanocyte Stimulating Hormone (MSH), berperan dalam regenerasi dan pergantian kulit.
4.      Thyroid Stimulating Hormone (TSH), berpran dalam komposisi darah.
5.     Follicle Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH), berperan dalam  reproduksi.
6.      Prolactin dan Oxytocin berperan dalam pengeluaran.
7.      Antideuretic Hormone (ADH), berperan dalam osmoregulasi.

A.     Klasifikasi Hormon
Berikut ini adalah tabel klasifikasi hormon.
Klasifikasi Hormon
Keterangan
A.     Berdasarkan struktur kimia:
1.  Hormon protein

Jumlah asam aminonya bervariasi tergantung pada spesies dan terdiri atas polimer asam amino dan tidak larut dalam lemak.
2.  Hormon steroid
Dihasilkan dari metabolisme dan proses konversi kolesterol yang mengandung 27 atom karbon (C-27) dan larut dalam lemak .
3.  Hormon asam amino
Berasal dari asam amino yang mengalami modifikasi.
4.  Zat kimia yang menyerupai hormon
Zat kimia yang menyerupai hormon antara lain : bradikinin, eritropuitin, hormon thymic, dan feromon .
B.     Berdasarkan fungsi:
1.  Hormon perkembangan

Hormon yang memegang peranan di dalam perkembangan, pertumbuhan, dan reproduksi.
2. Hormon metabolisme
Hormon yang mempunyai peranan dalam proses metabolisme.
3. Hormon trofik
Hormon yang dihasilkan oleh suatu sistem yang merangsang kelenjar endokrin untuk menghasilkan hormon.
4. Hormon pengatur metabolisme mineral dan air
Hormon yang mengatur homeostatik mineral dan konservasi air tubuh.
5. Hormon pengatur sistem kardiovaskuler
Hormon yang mengatur aktivitas konduksi dan kontraksi jantung .
B.    Sintesis Hormon dan Pengaturannya
Tahapan proses sintesis hormon:
1.  Hormon disintesis di dalam RE kasar yang terdiri dari poliribosom dan melekat pada kantung (sacculus).
2.  Melalui sisterne ini hormon ini dihantar ke dalam aparatus Golgi baik secara langsung dengan menembus membran aparatus golgi atau dengan cara membentuk vesikel (elemen transisi) dan selanjutnya elemen transisi ini akan masuk ke dalam aparatus Golgi.
3.  Di dalam aparatus Golgi, dibentuk butir-butir sekretoris yang mengandung hormon yang masih sedikit, selanjutnya seiring dengan waktu akan menjadi dewasa.
4.  Setelah dewasa, butir-butir sekretoris ini kemudian dihantar ke arah membran plasma. Selanjutnya terjadi fusi antara membran plasma dengan butir-butir sekretoris dan akhirnya akan terjadi sekresi hormon yang terdapat di dalam butir-butir sekretoris dengan jalan eksositosis ke dalam cairan ekstraseluler.
C.     Sintesis Hormon Protein
a)  Transkripsi:
1.      Proses pembentukan RNA dari templet DNA. RNA yang terbentuk akan menjadi bahan baku (precursor) dalam proses selanjutnya. Langkah ini berlangsung di dalam inti sel.
2.      RNA precursor dibentuk menjadi RNA pembawa informasi, dengan jalan melakukan pemotongan RNA dan kemudian digabungkan kembali segmen-segmennya serta melakukan modifikasi dengan polyadenylation dan penambahan 7-methylguanosine.
b)               b)  Translasi:
1.     mRNA meninggalkan inti sel dengan menembus membran inti sel dan masuk ke dalam sitoplasma. Berikutnya  akan terjadi penyusunan asam amino dengan jalan pembentukan pasangan yang spesifik antara basa dari antikodon yang terdapat di dalam tRNA dengan kodon yang sesuai yang terdapat di dalam mRNA yang ada dalam poliribosom. Selanjutnya terjadinya polimerisasi asam amino untuk membentuk rantai polipeptida.
2.    Langkah ini terjadi di RE kasar. Polipeptida ini mengalami penguraian ikatan oleh enzim protease sehingga menghasilkan hasil akhir yang dikehendaki atau juga dengan biosintesis dengan terlebih dahulu menghasilkan hasil antara. Reaksi lainnya adalah terjadinya glikosilasi, fosforilasi, dan asetilasi dari asam amino.
D.     Aksi Reseptor Hormon pada Membran
a)      Aksi pertama, hormon berikatan dengan reseptor yang mengakibatkan aktivasi protein-G dan terjadi fosforilasi GDP menjadi GTP. Hal ini akan mengubah konformasi protein-G menjadi subunit penyusunnya.
b)      Aksi kedua, subunit protein yang mengikat GTP akan mengaktivasi enzim adenil siklase. Selanjutnya GTP diubah kembali menjadi GDP oleh GTP-ase protein. Hal ini mengaktifkan molekul adenil siklase untuk melepaskan gugus fosfat dari ATP sehingga terbentuklah AMP siklik (c-AMP).c-AMP akan mengaktifkan protein kinase. Setelah melaksanakan fungsinya c-AMP akan diubah menjadi AMP oleh fosfodiesterase.
c)      Aksi ketiga, protein kinase aktif akan memfosforilasi protein pengatur inaktif sehingga berubah menjadi protein pengatur aktif. Proses ini merupakan fosoforilasi tahap akhir yang akan menimbulkan tanggapan sel terhadap hormon.
E.      Aksi Reseptor Hormon pada Sitoplasma
Disebut reseptor sitosolik, yaitu reseptor hormon yang terdapat dalam sitoplasma sel sasaran dan digunakan oleh hormon steroid dan hormon turunan asam amino. Hormon steroid dan hormon turunan asam amino mudah larut dalam lemak dan mudah melewati membran sel dengan berikatan dengan molekul pengemban.
F.      Sistem Endokrin pada Hewan Invertebrata
Hewan invertebrata tidak mempunyai organ sekresi hormon sehingga hormon disekresikan oleh sel neurosekretori. Hormon yang disekresikankan tersebut berfungsi dalam pertumbuhan, perkembangan, regenerasi, reproduksi, osmoregulasi, laju denyut jantung, domposisi darah, dan pergantian kulit.
G.     Sistem Endokrin pada Hewan Vertebrata
Pada hewan vertebrata, hormon disekresikan oleh:
a)      Hipotalamus atau kelenjar induk (master of gland), yaitu bagian dari otak yang tumbuh dan berkembang dari tabung neural yang berperan dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin serta berfungsi mengendalikan kelenjar pituitari.
b)      Pituitari, terletak di bawah dasar otak dan bergantung kepada sebuah tangkai bekerja di bawah pengaruh hipotalamus dan berfungsi mengendalikan kelenjar endokrin.
c)      Kelenjar endokrin tepi, yaitu organ endokrin di luar hipotalamus dan pituitari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar