Hi ini blog saya dimana di daalamnya membahas Fisiologi Hewan dan Mikrobiologi. Semoga bermanfaat bagi semua!!!


Kamis, 21 Oktober 2010

Konsep Fundamental Fisiologi Hewan

Hewan agar tetap dapat hidup harus melakukan kegiatan biologis seperti makan, bernafas, bergerak, dan berkembang biak. Semua kegiatan tersebut perlu diatur dan dikendalikan sehingga dapat tercipta lingkungan hewan yang nyaman. Hal ini dikaji dalam fisiologi hewan. Fisologi hewan adalah ilmu yang mempelajari mekanisme kerja fungsi kehidupan dan segala sesuatu yang dilakukan hewan dengan berbagai gejala yang ada pada sistem hidup, serta pengaturan atas segala fungsi dalam sistem hidup. Dalam menjalankan fungsi kehidupannya, hewan dipengaruhi oleh lingkungan dan aktivitas tubuhnya dimana pengaruh tersebut dapat mempengaruhi lingkungan internal tubuh hewan sehingga hewan harus beradaptasi untuk mempertahankan hidupnya dengan kemampuan yang dimiliki. Faktor-faktor lingkungan internal yang harus dijaga stabilitasnya oleh hewan :
  • Keasaman atau pH
  • Kadar garam
  • Suhu tubuh
  • Kandungan air tubuh
  • Kandungan nutrien
Faktor-faktor ini harus tetap dijaga kestabilannya agar hewan dapat bertahan hidup dilingkungannya. Ini disebut dengan homeostatis, yaitu stabilitas lingkungan internal yang terjadi relatif konstan dan dinamis. Hewan yang dapat memelihara suhu tubuh dalam keadaan konstan, sekalipun suhu lingkungan luarnya berubah-ubah disebut hewan homeoterm sedangkan mekanisme pengaturan panas melalui proses biokimiawi dan fisiologis dimana metabolisme mengambil peranan penting dalam penyesuaian produksi panas tubuh, dibantu oleh kegiatan kooperatif atau selektif dari alat dan jaringan tubuh dalam mempercepat atau memperlambat pengeluaran panas keluar tubuh disebut daya homeostatis.
Terdapat dua jenis adaptasi yang dilakukan hewan. Pertama, aklimasi merupan perubahan adaptif yang terjadi pada hewan dalam kondisi yang terkendali, biasanya hanya satu atau dua faktor lingkungan yang berubah. Kedua, aklimatisasi merupakan reaksi keseluruhan yang terjadi setelah perubahan-perubahan yang kompleks dari lingkungan eksternal, yang disebabkan banyak faktor sekaligus.
Secara garis besar hewan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
  1. Hewan regulator adalah hewan yang mampu mengatur berbagai faktor stabilitas lingkungan internal dengan tepat.
  2. Hewan konformer adalah hewan yang tidak mampu mempertahankan keadaan lingkungan internalnya, lingkungan internalnya berubah seiring dengan perubahan lingkungan eksternal.
Begitu pun dengan lingkungan eksternal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
  1. Lingkungan akuatik, merupakam Lingkungan akuatik adalah tempat hidup hewan yang berupa air, baik air tawar, air laut, maupun air payau. Dalam lingkungan ini dikenal istilah tekanan hidrostatik, yaitu tekanan yang ditimbulkan oleh kedalaman air. Peningkatan kedalam air akan berkaitan dengan peningkatan tekanan air. Setiap peningkatan kedalaman air sebesar 10 m akan diikuti dengan peningkatan tekanan air sebesar. Semakin tinggi kedalaman air semakin tinggi tekanan hidrostatiknya, semakin jarang ditemukan kehidupan. Hal ini berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan sel, antara lain metabolisme, struktur,dan reproduksi. Peningkatan tekanan hidrostatik hingga batas tertentu ternyata dapat juga diadaptasi oleh hewan tertentu yang dinamakan hewan barotoleran. Hewan ini memiliki enzim yang tetap aktif pada tekanan tinggi dan memiliki susunan membran dengan ikatan khusus sehingga mampu hidup pada lingkungan yang jumlah dan jenis nutrien yang terbatas.
  2. Lingkungan Terestrial, merupakan empat hidup hewan yang berupa daratan. Keuntungan dari lingkungan ini adalah ketersediaan oksigen yang melimpah namun terdapat pula ancaman, yaitu radiasi dan dehidrasi. Radiasi adalah Perpindahan panas yang terjadi antara dua benda tanpa ada kontak langsung di antara keduanya sedangkan dehidrasi adalah kondisi tubuh yang kekurangan cairan akibat tubuh hewan kehilangan air dalam jumlah besar sehingga jumlah air dalam tubuh lebih sedikit daripada yang seharusnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar