Hi ini blog saya dimana di daalamnya membahas Fisiologi Hewan dan Mikrobiologi. Semoga bermanfaat bagi semua!!!


Senin, 08 November 2010

Fisiologi Reseptor dan Efektor

A. Reseptor
Reseptor atau alat penerima rangsangan merupakan suatu struktur yang yang mampu mendeteksi rasangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh. Pada hewan vertebrata, organ indranya merupakan reseptor atau penerima rangsangan. Pada organ indra ini terdapatujung-ujung saraf sensori yang peka terhadap rangsangan tertentu. Rangsangan yang diterima diteriskan melalui serabut saraf sebagai inpuls.
Terdapat dua jenis struktur efektor, yaitu efektor saraf (susunannya ada yang sederhana dan ada pula yang susunannta rumit) dan efektor bukan saraf. Begitupun lokasi rangsang dari efektor, yaitu interoreseptor dan eksteroreseptor. Reseptor yang berupa saraf sensorik dapat mengubah bentuk energi menjadi bentuk energi lain (transduser) misalnya jika efektor menerima energi mka energi tersebut akan mengalami perubahan elektro kimia menjadi energi listrik dan menimbulkan potensial aksi. Ketika yang diterima rangsangan kecil, potensial aksi hanya cukup berubah menjadi potensial reseptor tetapi jika yang diterima merupakan rangsangan besar maka potensial aksi akan berubah menjadi potensial reseptor besar kemudian pindah ke membran sebelahnya lalu menuju ke sel saraf eferen. Selain pindah ke membran sel saraf sebelahnya, potensial reseptor yang besar ini pula mindah ke membran sel yang lainnya. Potensial reseptor yang besar ini dapat menimbulkan potensial generator. Cara kerja reseptor misalnya pada mekanoreseptor. Mekanoresepor memiliki pintu ion yang dapat terbuka dan tertutup yang dipengaruhi oleh deportasi mekanik, yaitu perubahan bentuk protein penyusun pintu ion akibat rangsang mekanik, misalnya sentuhan atau peningkatan tekanan sehimgga bentuk fisik protein penyusun pintu ion berubah sedemikian rupa sehingga pintu untuk ion tertentu akan terbuka. Adanya rangsangan dan tanggapan yang memilki hubungan yang rumit dan erat tetapi menibulkan kekuatan tanggapan yang berbeda dengan kekuatan rangsangan yang diterima menciptakan terjadinya perbedaan kemampuan reseptor beradaptasi terhadap rangsang. Adaptasi rangsangan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu adaptasi fisik (reseptor beradaptasi dengan cepat) dan adaptasi tonik (reseptor beradaptasi sangat lambat).
Reseptor berdasarkan jenis rangsang:
1. Kemoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa bahan kimia. Contoh: bau.
2. Mekanoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa deformasi mekanik. Contoh: sentuhan dan suara.
3. Termoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa suhu (baik itu suhu panas maupun suhu dingin). Contoh: ketika terkena api dan memegang es.
4. Fotoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa cahaya. Contoh: cahaya matahari.
5. Elektroreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa listrik. Misalnya dimiliki oleh hewan aqutik, yaitu belut listrik. Digunakan sebagai alat untuk mempertahankan diri.
6. Magnetoreseptor, merupakan efektor yang peka terhadap rangsangan yang berupa medan magnet. Contoh: medan magnet bumi (navigasi arah utara dan selatan), misalnya dimiliki oleh lebah madu yang digunakan untuk menemukan makanan.

B. Efektor
Efektor merupakan alat penghasil tanggapan yang pada sistem kerjanya terlihan adanya gerakan tubuh tetapi tidak terlihat adanya sekresi hormon. Tanggapan yang dihasilkan tergantung pada jenis rangsangan dan jenis efektornya. Pada proses tanggapan ,baik itu tanggapan perubahan gerak atau pun tanggapan perubahan warna akan terjadi pelepasan arus listrik. Tanggapan perubahan gerak terjadi karena sel memilki sitoskeleton yang berfungsi untuk menghasilkan gerak. Gerak ini akan menimbulkan aliran sitoplasmik. Dalam perubahan gerak terjadi kontraksi otot (proses aktif) yang selalu diikuti relaksasi otot (proses pasif) yang berpasangan kerja secara antagonis. Aktivitas yang berulang memerlukan tulang atau rangka sebagai tempat bertumpu dan penahan tarikan otot. Pada hewan terdapat tiga jenis sistem rangka, yaitu:
1. Rangka hidrostatik, merupakan rangka yang terdapat pada invertebrata yang bertubuh lunak (contoh: annelida). Fungsinya mirip dengan gerakan ameboid.
2. Rangka luar, merupakan rangka yang terdapat di luar tubuh. (contoh: Moluska dan Artropoda). Fungsinya melindungi diri dan pelekatan otot.
3. Rangka dalam, merupakan rangka yang terdapat di dalam tubuh (contoh: vertebrata). Pada invertebrata rangka mengandung berbagai garam kalsium dan fungsi sama dengan hewan lain.
Tanggapan perubahan warna pada hewan berfungsi untuk menyamar, komunikasi kawin, dan pertahanan diri. Zat yang berperanadalah kromatofor, yaitu sel yang mengandung pigmen. Selain itu, ada pula tanggapan pelepasan arus listrik yang hanya terjadi pada beberapa jenis ikan, misalnya pada Electrophorus electricus memiliki organ listrik yang disebut elektroplat. Organ ini berfungsi untuk orientasi, komunikasi, dan interaksi. Proses pembentukan arus listrik yang terjadi disebut elektrogenesis. Elektroplat merupan badan mioneural yang memiliki struktur bersifat seperti saraf dan otot. Elektroplat memiliki dua sisi dimana satu sisi mengarah ke daerah ekor (sisi ini mampu menanggapi rangsang/ innervated face) dan satu sisi lagi mengarah ke daerah kepala (sisi ini tidak mampu menanggapi rangsang/ non innervated face).

1 komentar: